
Dari kondisi seperti inilah, kemudian muncul sebuah upaya membebaskan diri dari pengaruh selera penerbit yang lebih berlandaskan pada hitung-hitungan untung rugi. Upaya ini mencoba mendobrak sistem perbukuan konvensional yang mengandalkan media
Dengan media baru ini, penerbit tidak lagi 'bergigi' karena pengarang bisa menerbitkan sendiri buku mereka, dan ini berarti tidak ada lagi pemasungan kreatifitas oleh pemilik modal. Independensi pengarang dalam menghasilkan karya yang bebas dari pengaruh pihak mana pun lebih terjamin. Pengarang bahkan bisa mendistribusikan sendiri karya mereka melalui internet.
E-book alias buku elektronik secara perlaha
Pertama, buku jenis ini tidak banyak makan tempat, karena sesungguhnya hanya berupa data elektronik. Jika Anda punya 1000 e-book misal
Kedua, pendistribusiannya lebih sederhana. Jika Anda ingin membeli e-book, Anda tidak perlu pergi ke mana- mana seperti ketika Anda mau membeli buku konvensional. Cukup duduk di depan komputer, connect ke internet, download, beress!
Gara-gara e-book mulai diminati, maka bermunculanlah penulis-penulis e-book. Dibanding penulis buku konvensional, penulis e-book lebih beruntung karena mereka bisa memasarkannya sendiri di internet, tanpa perlu berurusan dengan penerbit, perizinan, dan segala tetek bengek lainnya. Keuntungan bisa mereka nikmati sendiri, karena semuanya dikerjakan sendiri, mulai dari penulisan, desain, sampai pendistribusian dan pemasaran. Hebatnya lagi, semua itu cukup dikerjakan di depan komputer di kamar Anda.


